BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1.
Mampu menggunakan rangkaian alat ekstraksi cair cair
dengan aliran counter-current.
2.
Mampu menggunakan konsep perpindahan massa dalam
peristiwa ekstraksi.
3.
Mampu bekerjasama dalam tim dan professional.
1.2 Latar Belakang
Ekstraksi adalah salah satu proses pemisahan atau pemurnian suatu senyawa dari
campurannya dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material suatu bahan lainnya. Ekstraksi
merupakan salah satu metode pemisahan yang menggunakan sifat fisis, yaitu
perbedaan kelarutan komponen-komponen dalam larutan dengan menggunakan larutan
lain sebagai media pemisah. Pemisahan larutan dengan ekstraksi digunakan untuk
memisahkan komponen-komponen yang mempunyai perbedaan titik didih yang
relatif kecil tetapi mempunyai perbedaan kelarutan yang cukup besar dengan
suatu pelarut. Ekstraksi cair-cair menggunakan prinsip kesetimbangan dengan
perpindahan massa zat terlarut (fasa disperse) dan larutan yang diekstraksi
kelarutan yang digunakan sebagai pelarut (fasa kontinu). Menurut Ladda (1976),
ekstraksi cair-cair digunakan jika pemisahan dengan operasi lainnya tidak dapat
dicapai seperti: distilasi, evaporasi, kristalisasi dan lain-lain. Ekstraksi
cair-cair adalah proses pemisahan suatu komponen dari fasa cair ke fasa cair
lainnya. Operasi ekstraksi cair-cair terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1.
Kontak antara pelarut (solvent) dengan fasa cair yang
mengandung komponen yang akan diambil (solute), kemudian solute akan berpindah
dari fasa umpan (diluen) ke fasa pelarut.
2.
Pemisahan dua fasa yang tidak saling melarutkan yaitu
fasa yang banyak mengandung pelarut disebut fasa ekstrak dan fasa yang
banyak mengandung umpan disebut fasa rafinat (Ladda, 1976). Untuk proses
ekstraksi yang baik, pelarut harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut
(Treybal, 1985):
1. Koefisien
distribusi yang besar.
2. Selektivitas
tinggi.
Faktor ini
diperlukan jika terdapat lebih dari satu zat terlarut, karena umumnya hanya
diinginkan mengurangi satu zat terlarut saja.
3. Mudah
diregenerasi.
4. Kelarutan
dalam larutan umpan rendah.
5. Perbedaan
densitas dengan umpan cukup besar.
6. Tegangan
antar muka menengah.Tegangan antar muka yang terlalu tinggi menyebabkan
kesulitan pembentukan tetes (cairan), sedangkan tegangan antar muka yang
terlalu rendah dapat menyebabkan terbentuknya emulsi.
7. Mudah diperoleh
dan harganya cukup murah.
8. Tidak
korosif, tidak mudah terbakar dan tidak beracun.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ekstraksi
Ekstraksi adalah salah
satu proses pemisahan atau pemurnian suatu senyawa dari campurannya dengan
bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material suatu bahan lainnya. Ekstraksi merupakan salah
satu metode pemisahan yang menggunakan sifat fisis, yaitu perbedaan kelarutan
komponen-komponen dalam larutan dengan menggunakan larutan lain sebagai media
pemisah. Pemisahan larutan dengan ekstraksi digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen yang mempunyai perbedaan titik didih yang relatif kecil
tetapi mempunyai perbedaan kelarutan yang cukup besar dengan suatu pelarut.
Ekstraksi cair-cair menggunakan
prinsip kesetimbangan dengan perpindahan massa zat terlarut (fasa disperse) dan
larutan yang diekstraksi kelarutan yang digunakan sebagai pelarut (fasa
kontinu). Menurut Ladda (1976), ekstraksi cair-cair digunakan jika pemisahan
denganoperasi lainnya tidak dapat dicapai seperti: distilasi, evaporasi,
kristalisasi dan lain-lain Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan suatu
komponen dari fasa cair kefasa cair lainnya.
2.2 Ekstraksi
Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair (liquid
extraction, solvent extraction): yaitu pemisahan solute dari cairan
pembawa (diluen) menggunakan solven cair. Campuran diluen dan solven tersebut
bersifat heterogen (immiscible, tidak saling campur), dan jika dipisahkan
terdapat 2 fase, yaitu fase diluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak).
·
Fase rafinat
= fase residu, berisi diluen dan sisa solut.
·
Fase ekstrak
= fase yang berisi solut dan solven.
Pemilihan solven menjadi
sangat penting. Dipilih solven yang memiliki sifat antara lain:
a.
Solut
mempunyai kelarutan yang besar dalam solven, tetapi solven sedikit atau tidak
melarutkan diluen,
b.
Tidak mudah
menguap pada saat ekstraksi,
c.
Mudah
dipisahkan dari solut, sehingga dapat dipergunakan kembali,
Pada ekstraksi cair-cair, satu
komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan bantuan
pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar misalnya untuk
memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk minyak
bumi dan garam-garam. logam. Proses inipun digunakan untuk membersihkan air
limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat cair.
Ekstraksi cair-cair terutama
digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara distilasi tidak mungkin
dilakukan (misalnya karena pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya
terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi
cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaltu pencampuran secara
intensif bahan ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu
sesempurna mungkin.
Pada saat pencampuran terjadi
perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna (media
pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat
ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut (atau hanya
dalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti
performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak
yang seluas mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu
cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan
perkakas pengaduk).
Tentu saja pendistribusian ini
tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan terbentuknya emulsi
yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. Turbulensi pada saat
mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai
gaya penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang
telah terlarutkan sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada
saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis
menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan kerapatan
yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain.
Berbagai jenis metode
pemisahan yang ada, ekstraksi pelarut atau juga disebut juga ekstraksi air
merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular. Pemisahan ini
dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Prinsip distribusi ini
didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua
zat pelarut yang tidak saling bercampur. Batasannya adalah zat terlarut dapat
ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase terlarut. Teknik ini dapat
digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, pemisahan serta analisis pada
semua kerja.
Berbeda dengan proses
retrifikasi, pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan
yang akan diperoleh (ekstrak), melainkan mula-mula hanya terjadi pengumpulan
ekstrak (dalam pelarut). Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan tahap-tahap
berikut:
1.
Mencampurkan
bahan ekstrak dengan pelarut dan membiarkannya saling kontak. Dalam hal ini terjadi
perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antar muka bahan ekstraksi dan
pelarut. Dengan demikian terjadi ekstraksi yang sebenarnya, yaitu pelarut
ekstrak.
2.
Memisahkan
larutan ekstrak dari refinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau filtrasi.
3.
Mengisolasi
ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali pelarut. Umumnya dilakukan
dengan mendapatkan kembali pelarut. Larutan ekstrak langsung dapat diolah lebih
lanjut atau diolah setelah dipekatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar